Minggu, 12 Juni 2011

Marah pada Anak??

Kata-kata yang kita ucapkan, tidak akan pernah kembali lagi. Iya kalau kata-katanya baik, tentu akan menjadi kesan yang indah bagi anak kita, tetapi kalau kata-kata kita adalah kata-kata yang bernada emosi? tentunya akan menorehkan luka di hati anak kita.



Mari, mulai sekarang, mencoba untuk selalu berkata lembut dan baik kepada anak kita....bukankah kata-kata kita, adalah doa bagi anak kita?

berikut ini tulisan dari sahabat saya, Ria Meiranti Satria , semoga bermanfaat



Tahukah bunda,otak anak-anak kita ketika lahir kedunia telah dianugrahi Allah SWT dengan miliaran sel syaraf yang belum seluruhnya berhubungan.Maka dari itu anak-anak belum dapat berfikir dengan baik,belum dapat membedakan yang baik dan buruk, yang benar dan yang salah.Butuh proses yang tidak sebentar untuk membuat sel-sel itu dapat saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya.Dengan asupan nutrisi yang baik dan stimulasi positif yang kita berikan pada anak kita maka akan membantu proses itu berjalan sebagaimana mestinya.



Namun tanpa kita sadari, seringkali justru perlakuan yang kita berikan pada anak dapat menghambat bahkan merusak proses tersebut. Hal sepele yang sering sekali terjadi adalah bentakan. Secara tidak kita sadari sering sekali kita membentak anak kita (entah karena suara kita yg kenceng kaya pake speaker, ato emang dari sononya udah galak!!).



Menurut para ahli,bentakan suara kita yang mengagetkan anak dapat berakibat memecahkan pembuluh darah di syaraf otak anak, sehingga dapat membuat sambungannya menjadi terputus(nah lho...bayangkan,yang tersambung aja blm sempurna, lha ini malah jadi terputus!!!?)..makanya jangan heran kalau banyak anak-anak yang jor-jor an di 'cekoki' orang tuanya dengan asupan makanan bergizi tinggi tapi koq ya otaknya masih aja 'lemot'??. Gimana mau berfikir, wong otaknya aja 'error' karena koneksi syarafnya banyak yang terputus??.nutrisi yang baik tanpa di imbangi dengan stimulus dan 'treatment' yang tepat maka tidak akan menghasilkan anak-anak yang berotak cemerlang.



Seringkali kata-kata orang tua adalah perintah bak 'titah' raja yang tidak dapat dibantah.jika memberi perintah pada anak harus dikerjakan saat ini juga, tanpa peduli kondisi anak pada saat itu sedang apa. Anak yang terbiasa dibentak, jika tidak menjadi anak yang pemberontak, keras hatinya dan sulit dikendalikan, maka ia akan tumbuh menjadi pribadi yang rapuh dan tidak percaya diri. Alangkah bahagianya jika kita bisa menjadi orang tua yang disegani dan dihormati oleh anak kita, bukannya malah ditakuti. Terkadang banyak orang mengidentikkan disiplin dengan bentakan dan amarah. Padahal disiplin tidak harus dengan bentakan apalagi kekerasan.



Tegas bukan berarti marah. Berapa banyak sudah korban yang berjatuhan di sekolah-sekolah yang berlatar belakang militer/menerapkan pola pendidikan semi militer, yang menerapkan kedisiplinan dengan cara yang sangat tidak manusiawi, sehingga memakan korban nyawa. Apakah dengan begitu dalam keseharian 'kehidupan nyata' nya dapat menciptakan pribadi-pribadi yang benar-benar disiplin sehingga tidak berkhianat kepada rakyat dan negara nya?...



Mari kita ciptakan disiplin yang 'menyenangkan', disiplin yang indah..Jika anak sudah dapat diajak berkomunikasi dengan baik, buatlah kesepakatan dengan anak, diskusikan juga apa sangsinya jika anak melanggar aturan yang telah disepakati bersama(tentunya dengan bahasa yang sesuai dengan usia anak). dengan begitu anak akan belajar disiplin untuk mentaati peraturan yang telah ditetapkan dan disepakati bersama. Dalam menerapkan disiplin pada anak-anak sangat membutuhkan kesabaran yang luar biasa dan sikap yang konsisten. Dan yang terpenting, kita sebagai orang tua juga harus memberikan contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari, tidak hanya sekedar nasehat dan anjuran belaka.


http://sri-untari.blogspot.com/

Tidak ada komentar: