Senin, 13 Juni 2011

Adilkah Menangkap Pengemis?

Kehidupan masyarakat bangsa ini yang tidak merata membuat sebagian masyarakat memilih profesi sebagai pengemis. Terlepas tidaknya mereka dari orang-orang yang mengorganisasi mereka, pekerjaan tersebut tidak akan mereka lakukan andai lapangan pekerjaan tersedia untuk anak bangsa Indonsia.

Kita hanya bias miris melihat pengemis dipinggir jalan yang menengadahkan tangan mereka sambil memelas, berharap kita memberikan sedekah ala kadarnya.

Meski MUI Pusat telah mengharamkan profesi mengemis, namun hal itu bukanlah solusi yang tepat. Ketersediaan lapangan pekerjaan yang mencukupi setidaknya dapat mengembalikan mereka ke habitat yang lebih bermartabat. Manusia yang mempunyai jati diri yang sesungguhnya.

adil atau tidak harus mengacu kepada peraturan yang berlaku…
maaf dalam hal ini sebaiknya kesampingkan moral dan agama….
peraturan dibuat untuk kepentingan bersama dan untuk ketertiban masyarakat….
jika pengemis meresahkan masyarakat,,, saya rasa adil untuk menangkap mereka selama ada dasar hukum yang jelas….
hanya saja pemerintah harus punya moral,,,.. dan memikirkan solusi yang terbaik untuk pengemis tersebut…….sesuai dengan visi pemerintah mengurangi kemiskinan…….

Menangkap pengemis jangan dilihat dari adil atau tidak adil. Lebih baik pakai pendekatan hukum.
Masalah ini berkaitan dengan budaya sosial juga. Beberapa pengamatan melihat bahwa pengemis di kota besar ternyata punya penghasilan yang lebih baik dari pegawai negeri rendahan, dan ini lebih berkaitan dengan mental.
Sebaiknya pengemis itu diberantas dengan memaksa mereka bekerja di tempat/proyek tertentu.

Saya punya cerita menarik mengenai ini, suatu ketika saya lagi makan di warung. Seorang pengemis datang, dan ditemui oleh ibu pemilik warung. Begini kira-kira percakapannya.

Ibu Warung : bu, tolong saya bersihkan halaman ya, nanti saya kasih 10 ribu….

Ibu Pengemis menjawab ketus dengan muka masam:
“bu saya ini pengemis, bukan pembantu…”

Tanpa masuk warung, si ibu pengemis itu langsung pergi dan kelihatannya dia menggerutu….

Saya yang melihatnya, terus terang kaget…bagaimana mungkin, seseorang menolak pekerjaan yang dia bisa lakukan untuk mendapatkan uang lebih….
Kalau sudah berurusan dengan mental seperti ini, kesalahan terbesar kita adalah di bidang pendidikan…
Jadi jawabannya bukan adil atau tidak adil, tapi memang harus dilakukan dan dipaksa kerja…

Terdengarnya kejam ya?

Tidak ada komentar: