Seorang ahli hikmah (hukama) menulis dalam kata – kata hikmahnya :
“Kedatangan kita di dunia, begitu keluar dari rahimibunda, disambut senyum riang, bahkan gelak tawa. Semua orang, terutama sanak saudara, bergembira; sedangkan kita menangis menjerit – jerit.
Apakah kelak, ketika kita meninggalkan dunia, keadaan akan tetap sama. Orang lain terbahak – bahak mengiringi kepergian kita. Mereka senang, karena ketiadaan kita. Mereka merasa bebas dari kekejian dan kezaliman yang kita kerjakan selama hidup; sedangkan kita sendiri menangis, pedih-pilu karena tak punya amal kebaikan untuk bekal di akhirat, dan takut menghadapi azab Allah.
Alangkah baiknya apabila keadaan terbalik seratus delapan puluh derajat: ketika mati, senyum tersungging di bibir kita, karena optimis dengan amal kebajikan oyang kita kerjakan tatkala hidup akan menjadi modal menempuh alam kekal yang penuh rahmat dan ampunan Allah; sedangkan orang lain meratapi kepergian kita dan kebaikan kita”
Referensi : Buku “Percikan Hikmah Berdialog dengan Hati Nurani” karya H. Usep Romli HM.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar